Sabtu, 10 Oktober 2015

Kamu itu Apa?

Kamu itu apa?

Kamu itu adalah doa yang selalu aku semogakan.
Kamu itu adalah jawaban semua yang aku angankan.
Kamu itu adalah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lebih sulit dari aljabar.

Kamu suka yang seperti apa?
Kamu ingin inikah?
Bagaimana jika ini kamu yang memakai?
Bagaimana kalau kamu ada di sini?
Apa kamu nyaman?
Apa kamu merasa risih?

Kamu adalah kehati-hatian yang aku rutuki.

Rasanya aku ingin bertanya terlalu banyak tentang kamu. Aku ingin menjadi apa yang kau inginkan ada di sekitarmu. Aku ingin meminimalkan jarak diantara kita. Aku ingin mensejajarkan langkah kita. Agar aku lebih mudah menikmati senyummu. Berpeluang menjadi alasan tawamu. Menikmati irama suaramu.  Satu-dua-tiga begitu terus menerus sampai berhasil. Jika tidak? punggungmu masih menjadi favorite tatapan mataku.

Kamu adalah candu yang kunikmati.
Candu itu tak boleh berlebihan nanti kau sendiri yang merasakan sakitnya, katanya.
Dan aku merasakannya. Aku kecanduan dan sepertinya perlahan ada lebam di hatiku, ada sesak yang memenuhi rongga paru-paruku. Ada air mata yang kusajikan melalui lekukan di bibir.

Kau tahu mengapa? Karna mungkin memilikimu adalah mustahil yang selalu aku sangkal.

Terus, terus, dan terus. Jatuh dan bangkit. Menyerah tapi tetap berjalan. Aku masih mencari-cari celah dimana setidaknya aku terlihat. Dimana ketika aku menikmati punggungmu, kau akan menoleh dan berhenti menungguku mensejajarkan langkah. Berceloteh hal-hal sepele dengan sarkastik yang menyenangkan. Aku dan kamu. Tak apa walau hanya sekejap mata.

Kamu itu adalah lagu favorite yang aku putar berulang kali.
Atau mungkin kamu adalah buku favoriteku yang ingin sekali aku baca, aku bahas setiap saat, namun pada akhirnya akan aku simpan baik-baik. Tapi ada saatnya lagi aku baca kembali, walaupun aku tahu isinya tidak akan pernah berbeda. Endingnya akan selalu sama. Tapi setidaknya membacamu membuat aku tersenyum.

Untuk kamu -yang masih selalu kamu.